Empat Tahun || Cerpen Papua

Pinang Ojek Sarjana



Pinang merupakan sebuah buah, yang benar-benar sangat di sukai masyarakat di papua pada umumnya. Dimana perpaduan antara sirih serta kapur yang terbuat dari dari bia (kerang), dapat membuat warna pinang yang jika dimakan akan menimbulkan warna yang sangat kental seperti darah. Pinang di papua sudah di anggap sebagai budaya atau warisan dari para leluhur dan tidak akan pernah hilang dari masyarakatnya. Pinang ojek sarjana terinspirasi dari sebuah kisah masyarakat di tanah papua, tanpa berlama-lama lagi, silahkan menyimak.

Masa yang sangat sulit bagi seorang janda yang memikirkan bagaimana anak-anaknya dapat melanjutkan sekolah hingga ke tahap perguruan tinggi. Namanya ibu Hanna, ia memiliki satu orang putra dan dua orang putri kembar yang baru berusia dua tahun. Putranya bernama Arnold. Arnold berusia 15 tahun dan duduk di bangku SMA. Ayah Mereka baru saja meninggal dunia karena kecelakaan lalulintas. Sejak ayah Arnold meninggal dunia ibu Hanna memulai bekerja sebagai pedagang di pasar pada saat siang, dan saat sore ibu Hanna kembali berdagang di dekat pangkalan ojek. Yang tidak jauh dari rumahnya. Hari ganti hari serta tahun ganti tahun, Arnold pun lulus dari bangku sekolah menengah atasnya. Pada saat malam hari ketika ibu Hanna pulang berjualan Arnoldpun bertanya kepada ibunya “Ma, Sa mo lanjut kuliah” ( Tanya Arnold menggunakan dialeg papua ) Dengan penuh kesabaran diri dan niat serta tekat untuk membiayai anak-anaknya ibu Hanna pun menjawab “iyo ko harus kuliah, jang takut,jang malu,meskipun mama ni hanya jualan pinang saja” Setelah Arnold mendengarkan jawaban dari ibunya, Arnoldpun sangat benar-benar gembira saat itu.

Arnoldpun mendaftar di sebuah universitas yang ada di papua dan memulai kuliahnya dengan penuh semangat. Dan ibu Hanna yang tak pernah mengenal lelah untuk berjualan demi menafkahi anak-anaknya. Bagi ibu Hanna ini semua sangat begitu sulit. Tetapi ibu hanna pernah berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk kebaikan anak-anaknya. Dengan usaha keras meskipun sebagai pedagang yang menjual pinang ojek di pasar dan di pinggir jalan, dan ibu hanna selalu bergumul dengan Tuhan lewat doa-doanya. Ibu Hanna percaya bahwa semua akan indah pada waktunya. Waktu terus berjalan dan Arnold harus segera melunasi kewajibannya untuk terus berkuliah. Arnold yang sedang berjalan kaki menuju ke pasar tempat ibu dan adik-adiknya berjualan, di bawah sinar matahari yang begitu panas., dan ekspresi wajahnya yang sangat letih,lesu,serta kebingungan dengan kewajiban yang harus sesegera mungkin dilunasi  dia berjalan menuju ke arah ibunya. Ibu Hanna yang melihat ekpresi wajah putranya, ibu hanna pun menyapanya “ kaka, selamat siang. Muka kenapa begitu…? Ada masalah kah…?” Arnold pun menjawab “Ma sa harus bayar uang semester” dengan nada suara yang agak sedih ibu Hanna pun menjawab “mama su simpan uang ni, tapi masih kurang, tunggu mama kasih pas dulu baru ko pergi bayar eh”  setelah percakapan antara Arnold dan ibunya, seorang teman perempuan Arnold yang bernama Maria, yang merupakan teman satu kampusnya datang dengan tergesa-gesa ke arah Arnold dan berkata “ ano, sa cari ko di kampus tapi dong bilang ko su pulang makanya sa jalan cari ko. Kebetulan tadi anana di kampus dong bilang ko ada ke pasar sini jadi sa tau pasti ko ke mama sini” Arnold yang dengan sedikit kaget bertanya kepada Maria “ih, minta maaf Mia, bagaimana tapi” Tanya Arnold kepada Maria. Mariapun menggenggam tangan Arnold dan berkata “Ano tadi sa su ketemu dosen, trus, dosen su bicara di loket administrasi kalo ko bayar lambat trapapa, yang penting ko siapkan uangnya dulu”  Arnold dengan sangat kaget melihat ke Maria dan berkata “ah, iyo kah,Mia?” Jawab maria kepda Arnold “ jiii,iyo nii”. Arnoldpun memberitahukan kepada ibunya dengan sangat bahagia. Setelah Arnold melunasi kewajibannya di kampus ia sangat benar-benar serius dalam belajar hingga Arnold menjadi mahasiswa teladan di kampusnya. Selain itu, jika ada waktu kosong, Arnold membantu ibunya berjualan di pasar, sambil mebaca buku untuk manambah wawasannya, dan memberi waktu kepada ibunya untuk dapat beristirahat. Setelah empat tahun menuntut ilmu di jenjang perguruan tinggi. Tibalah saat yang di nanti-nantikan dimana Arnold berdiri menggunakan Toga dan menggandeng ibunya serta kedua adiknya. Ternyata di tahun kelulusan itu Arnold merupakan salah satu mahasiswa terbaik di kampusnya dengan nilai yang paling tinggi dari mahasiswa lainnya. Arnold pun di beri kesempatan dalam acara wisudanya untuk memberikan sepatah dua kata. Arnold pun menceritakannya. 

semua yang saya hormati, sa tra pernah berpikir bahwa sa akan menjadi mahasiswa terbaik di tahun kelulusan ini, sa hanya seorang anak dari seorang ibu yang sangat luar biasa yang cuma jualan pinang ojek di pasar sama di pinggir-pinggir jalan. Yang hanya punya penghasilan dua ratus ribu rupiah paling tinggi. Sa kira dengan sa pu keadaan yang kaya begini nanti sa putus kuliah di tengah-tengah. Ternyata tidak. Sa bangga dengan sa punya mama yang trapernah kenal lelah untuk berjuang demi sa deng sa pu ade-ade.” dengan air mata berlinang di depan para hadirin. Arnold membuat wisudawan dan wisudawati pun ikut terharu. Dan ibunya, ibu Hanna yang menangis bahagia melihat hasil pencapainnya meskipun dengan tiga buah pinang, sepenggal sirih, dan sebungkus kapur, seharga dua ribu rupiah di pinggir jalan raya, Ibu Hanna mampu menyekolahkan anaknya.

 

Okayyy teman-teman yang telah membaca cerita singkat ini. Kalau menurut saya pesan yang dapat diambil dari cerita ini adalah proses tidak pernah khianati hasil, yang terpenting adalah niat dari diri kita sendiri serta doa dan kerja keras. Semoga cerita ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi berkati bagi kita semua. Ingat Tetap percaya dan lakukan yang terbaik, semua yang kita lakukan saat ini menentukan nasib kita di hari esok. Jangan pernah menyerah.

God Bless You

-Jang lupa makan pinang-

 

Comments