- Get link
- X
- Other Apps
Apa Kabar Luka
Cerita Pendek
Karya : Haeckel Puhili
"Apa kabar luka, masihkah bernyawa di saat setengah dari sa pu jiwa su mati....?"
Tanyaku kepada diriku yang sedang berdiri menatap jauhnya samudera Pasifik dari jembatan merah teluk yotefa. Kakiku terasa lelah, tubuhku semakin rapuh, seperti sebuah balok lapuk yang berusia sebelas tahun hanya menunggu kapan untuk jatuh ke tanah. Pernah aku jatuh tapi tersandar pada balok yang lain, kini aku akan jatuh karena tak punya sandaran lagi.
Aku terdiam dalam nyaman menikmati angin yang datang dan menyambar. Tak lama kemudian terdengar teriakan seseorang yang memanggil namaku
"Rara...?"
Ternyata itu Astrid, sahabat sekaligus teman sekelas ku di kampus yang suka menginap di rumahku setiap weekend. Ia berlari menuju ke arah ku dan berkata
"Ih,,,,Iyo ehhh yang pergi Tra ajak - ajak, Untung sa tau kalo ko ada disini"
"Ko kenapa....?"
Astrid bertanya padaku, aku hanya terdiam sambil menarik nafas dan kembali menghembuskannya. Kemudian Astrid kembali berkata
"Sudah trausah ingat - ingat de sudah, De su Deng orang lain, ko ingat - ingat de, De saja Tra ingat ko baru....!"
Aku masih terdiam dan sama sekali tidak meresponi apa yang Astrid katakan
"Kasihan....ko badan su habis Skali niii, ko berubah jauh Skali Rara....Ko dulu ceria kenapa sekarang ko pendiam....."
"Ko harus bisa lupakan semua Rara, kalo tidak ko yang nanti stengah mati sendiri, ko yang nanti menderita dan tersiksa trus...."
Kata Astrid kepadaku. Hanya Astrid yang selalu mendukungku, meskipun aku sama sekali belum menemukan jalan keluar dari masalahku. Seperti terjebak di dalam labirin raksasa dan hanya dapat berharap untuk menemukan jalan keluar yang benar. Aku pun membuka suara
"Sa trapapa ya, biasa saja....hanya kadang di hantui Deng bayang - bayang kalimat Tra menyangka begitu"
Astrid tersenyum, lalu berkata
"Smangat Ra, sa tau ko pasti bisa lewati ini semua"
Lalu aku kembali berkata
"Ternyata untuk memaafkan orang lain itu mudah ehh......sedangkan sa, sulit untuk mo maafkan sa pu diri sendiri"
Kami berduapun terdiam melihat senja yang setiap menitnya mulai memudar dan menghilang.
Apa Kabar Luka
"Jika ini cobaan kenapa harus lama, kenapa harus hadir disaat sa betul - betul berjuang mencintai De secara utuh"
Kataku di posisi yang sama kepada sorenya langit Jayapura. Astrid berkata
"Yang sabar Ra..."
Sambil merangkul pundak ku dan mencoba membuatku untuk tenang. Waktu berlalu petangpun tiba, Astrid berkata
"Mari tong jalan pulang sudah, su mo gelap niii...."
"Ko parkir motor dimana....?"
Kemudian aku berkata
"Sa ada parkir di seblah sana, ayo sudah tong jalan"
Setidaknya aku sudah merasa lebih tenang, senyum kembali menghiasi wajah seakan luka ku telah sembuh, aku menikmati setiap obrolan dengan tertawa dalam perjalanan pulang kerumah.
Astrid dikagetkan dengan dering ponselnya yang berbunyi pada pukul 3 dini hari waktu Indonesia bagian timur. Ternyata panggilan masuk dari Rafa, adik laki - laki Rara yang masih SMA. Astrid pun mengangkat teleponnya
"Hallo Rafa, kenapa telfon malam - malam begini...?"
Tanya Astrid kepada Rafa, lalu Rafa Berkata
"Kaka Astrid.....Tim SAR su ketemu Kaka Rara Pu jenazah di jembatan merah, sekarang tong ada mau antar bawa pulang ke rumah"
Astrid pun menyadari bahwa beberapa waktu lalu ia hanya bermimpi sedang bersama sahabat terbaiknya Rara
Tamat.........!
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment